1. Revolusi Industri
Kebiasaan daripada kehidupan masyarakat dan begitu
cepatnya perkembangan teknologi, sehingga membuat perubahan pada gaya hidup dan
cara kerja manusia membuat kehidupan digital menjadi dampak pada semua bidang
disiplin ilmu, merupakan revolusi industri. Pesatnya perkembangan teknologi
informasi membuat terjadinya beberapa terobosan, yakni diantaranya ialah pada
bidang yang disebut dengan kecerdasan buatan, disiplin ilmu tersebut merupakah
sebuah disiplin ilmu dimana teknologi yang diciptakan merupakan adopsi dari
keahlian seseorang yang dituangkan ke dalam suatu aplikasi yang memudahkan
proses produksi dengan otomatis.
a. Industri 1.0
Dipertemukannya mesin uap
dan air untuk membantu para pekerja, sekitar tahun 1800-an, dengan adanya mesin
air dan uap yang dipergunakan dapat membantu para pekerja.
b. Industri 2.0
Industri 2.0 ditemukannya
energi listrik, tentunya penggunaan listrik lebih efektif apabila dibandingkan
dengan tenaga uap dan air.
c. Industri 3.0
Industri 3.0
ditandai dengan ditemukannya perangkat elektronik. Pada pembuatannya melahirkan
sistem dengan perangkat lunak yang memanfaatkan perangkat keras elektronik.
d. Industri 4.0
Pada industri 4.0,
penggunaan internet menjadi lebih pesat, mesin-mesin dapat berjalan menggunakan
media internet untuk segala aktifitasnya seperti penggunaan e-toll. Pada pabrik-pabrik
juga saat ini sudah menggunakan tren otomasi yang bisa melakukan pertukaran
data dalam teknologi yang ada di pabrik tersebut semua secara online.
Banyak perubahan yang terjadi dan sangat besar
mempengaruhi kehidupan manusia. Karena, hampir semua bidang yang mencakup
kehidupan sudah menggunakan teknologi dari industi 4.0 ini. Perubahan dirasakan
oleh masyarakat sangat masif, dimana masyarakat harus mulai merubah pola pikir
hingga pola kerja mereka.
Salah satu design industri 4.0 yang sangat terasa oleh
masyarakat adalah berkembangnya IoT. IoT (Internet of Things) mulai digunakan
dalam industri 4.0 saat ini. Dimana mesin memiliki kemampuan yang dapat
terhubung dengan mesin lainnya hanya dengan menggunakan fasilitas internet.
Singkatnya prinsip pindustri.4.0 menurut Hermann dkk
(2016) seperti gambar dibawah ini.
Jadi dalam revolusi industri 4.0 ini gabungan daripada
sistem keamanan yang lebih baik, Internet of Things dan jaringan internet
menjadi aspek utama dalam revolusi ini, atau biasa disebut sebagai revolusi
digital. Semua bidang saat ini telah beralih ke revolusi ini, dimana semua
kegiatannya berhubungan dengan kecerdasan buatan.
2. Otomasi Industri
Merupakan revolusi yang memiliki potensi untuk mempercepat
proses produksi baik secara kualitas maupun kuantitas yang dapat dikerjakan
oleh mesin. Jadi dalam penggunaannya mesin akan dirasa dapat bekerja lebih
cepat daripada dengan tenaga kerja manusia. Otomasi industri ini menjadi
bahasan yang sangat penting dalam dunia industri, karena ini berkaitan dengan
tenaga kerja. Manusia harus benar-benar memahami kondisi seperti ini, bukan
berarti segala kehidupan akan diganti oleh mesin, namun manusia harus bersiap
agar dapat mengendalikan mesin, agar mesin tersebut dapat bekerja dengan
semestinya.
3. Struktur Robotik
Saat
ini robot di dunia industri sudah digunakan untuk proses produksi.
Strukturnyapun berbeda-beda, ada yang berbentuk hanya berupa tangan atau
pencapit. Dimana strukturnya terdiri dari :
a. Manipulator Penggerak
badan robot seperti dapat memutar, mencapit, dan sebagainya.
b. Kontroler Merupakan
peralatan yang bertugas untuk mengendalikan alur kinerja robot.
c. Power Daya (Power
Supply) Berguna untuk memberikan tenaga agar mesin atau robot dapat
bergerak.
d. End Effector Sebagai
kelengkapan daripada kebutuhan untuk melakukan operasi tertentu pada suatu
obyek.
Dalam
dunia industri robot digunakan sebagai alat ganti manusia yang butuh ketelitian
tinggi dan waktu yang cepat dalam mengerjakan pekerjaan, adapun manfaat
pengunaan robot dibidang industri adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kualitas
produk.
b. Meningkatkan
management produksi.
c. Meningkatkan jumlah
produksi.
d. Menghemat sumber daya.
4. Jenis – Jenis
Penggunaan Komputer Dalam Bidang Industri
a. CAD (Computer Aided
Design)
Merupakan komputer yang dikatakan dapat menggantikan meja gambar sebagai
alat bantu untuk menggambar. Aplikasi ini sudah mendukung tampilan 3 dimensi.
Dalam penggunaannya aplikasi ini digunakan untuk melakukan design gambar untuk
media promosi dan sebagainya.
b. Komputer-Aided
Manufacturing (CAM)
Jenis komputer ini digunakan untuk membantu mengoperasikan mesin
produksi dalam skala yang besar terutama dalam proses produksi bahan mentah
yang diolah hingga menghasilkan produk jadi agar pengerjaannya menjadi lebih
cepat. Biasa jenis produk ini digunakan oleh produksi dalam skala yang sangat
besar.
c. Manufacturing Resource Planning (MRPII)
Biasanya komputer jenis ini digunakan dalam bidang industri untuk
membuat suatu rancangan sumber daya produksi skala besar. Tentu bukan hal yang
sangat sepele untuk membangun atau merancang suatu sumber daya produksi, karena
segalanya harus dipikirkan secara matang. Dengan adanya komputer dalam jenis
ini dapat memudahkan dalam membuat suatu perencanaan secara terencana dan
terstruktur dengan baik.
d. Computer Integrated
Manufacturing (CIM)
Komputer
manufaktur terintegrasi (CIM) adalah pendekatan pembuatan menggunakan komputer
untuk mengontrol seluruh proses produksi. Integrasi ini memungkinkan proses
individu untuk pertukaran informasi dengan satu sama lain dan melakukan
tindakan. Melalui integrasi komputer, manufaktur dapat lebih cepat dan kurang
rawan kesalahan, meskipun keuntungan utama adalah kemampuan untuk membuat
proses manufaktur otomatis. Biasanya CIM bergantung pada proses kontrol loop
tertutup berdasarkan input real time dari sensor, ia juga dikenal sebagai
desain yang fleksibel dan manufaktur. Elemen CIM adalah design dan
manufakturing, dimana manufakturing melengkapi perencanaan produksi,
pengendalian produksi dan proses produksi.
5. Kegunaan Komputer Di Bidang
Industri
Dengan
adanya teknologi dalam dunia industri sangat membantu pekerjaan manusia karena
lebih efektif dan efisien. Serta dalam dunia industri, komputer dapat membantu
pekerjaan manusia dalam mengendalikan produksi massal atau produksi yang
besar.
Beberapa aspek Komputer
dimanfaatkan pada bidang industri yakni pada aspek :
a. Aspek produksi
Dalam
aspek produksi, terutama pada produksi berskala besar tidak memungkinkan
apabila dilakukan secara manual. Dengan adanya komputer proses produksi akan
lebih cepat dibanding kekuatan, kecepatan dan ketepatan manusia, karena semua
proses pekerjaan akan menggunakan sistem komputerisasi.
b. Aspek pegemasan
Proses pengemasan sangat penting dalam dunia produksi, dimana
sangat mempengaruhi daya jual sebuah produk. Komputer sangat dibutuhkan untuk
pembuatan desain suatu produk, agar tampilan produk yang dijual terlihat
menarik.
c. Aspek distribusi dan
promosi
Cara
pendistribusian dan promosi yang unik dan kreatif sangat menarik masyarakat
untuk membeli sebuah produk. Dengan adanya komputer promosi sebuah produk akan
lebih mudah. Diantaranya promosi dapat dilakukan dengan menggunakan situs web
maupun blog. Pembuatan iklan yang menarik menggunakan komputer dipercaya
hasilnya cukup maksimal.
6. Dampak Negative
Penggunaan Komputer Dalam Bidang Industri
Walaupun banyak kegunaan komputer di bidang industri, ada pula dampak
negatif yang ditimbulkan akibat penggunaan komputer dibidang industri, antara
lain :
a. Biaya perawatan dan
pemeliharaan mesin dan robot dalam bidang industri relatif mahal.
b. Mengurangi kesempatan
kerja.
c. Pemborosan
energi.
d. Kurangnya sumber daya
manusia yang mampu mengontrol dan menjalankan alat – alat berteknologi
canggih.
e. Terjadinya penganguran
bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualitas yang sesuai dengan yang
dibutuhkan.
f. Bersifat konsumtif
sebagai akibat kompetensi yang ketat pada era globalisasi juga melahirkan
generasi yang secara formal mengalami pemerosotan.
7. Peluang Dan Tantangan
Industri 4.0
Revolusi
industri 4.0 membuka peluang yang luas bagi siapapun untuk maju. Teknologi
informasi yang semakin mudah terakses hingga ke seluruh pelosok menyebabkan
semua orang dapat terhubung di dalam sebuah jejaring sosial. Banjir informasi
seperti yang diprediksikan Futurolog Alvin Tofler (1970)
menjadi realitas yang
ditemukan di era revolusi industri saat ini. Informasi yang sangat melimpah ini
menyediakan manfaat yang besar untuk pengembangan ilmu pengetahuan maupun
perekonomian.
Jalaluddin
Rakhmat (1997:6) membagi era informasi kedalam lima karakteristik, yaitu
Kekayaan, Teknosfer, Infosfer, Sosiosfer, dan Psikosfer. Karakteristik
informasi sebagai kekayaan menunjukkan bahwa informasi yang diterima dan
dikuasai seseorang dapat dimanfaatkan untuk sarana akumulasi kekayaan atau
sumber komersialisasi. Dalam konteks ini, alumni atau mahasiswa dapat
mempromosikan hasil kreasinya kepada publik melalui jejaring media sosial untuk
mendapatkan tanggapan atau respon sehingga dapat dijadikan ukuran untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas produknya. Telah banyak kisah sukses
pengusaha-pengusaha muda atau bahkan ibu rumah tangga dalam menjalani bisnis
mereka dengan memanfaatkan teknologi informasi khususnya media sosial. Kunci
kesuksesan mereka adalah menjual produk inovatif, menjaga kualitas dan
kepercayaan konsumen, dan tentu saja kreatif.
Karakteristik informasi yang kedua adalah teknosfer atau pola lingkungan
teknologi. Masyarakat di era revolusi industri 4.0 memiliki ketergantungan yang
sangat besar dalam menggunakan teknologi informasi. Sebuah survey pada tahun
2014 dilakukan oleh Nokia menemukan temuantemuan yang mengejutkan mengenai
tingkat ketergantungan manusia terhadap teknologi. Pertama, rata-rata hampir
setiap enam setengah menit seseorang mengecek ponselnya. Bahkan dalam waktu 16
jam saat orang beraktivitas, mereka melakukan 150 kali per hari untuk memerika
ponsel mereka.
Infosfer atau bentuk lingkungan informasi merupakan karakter ketiga dari
era informasi. Daya jangkau teknologi informasi tidak hanya berskala lokal
tetapi hingga skala global. Melalui internet, akses informasi dapat dijangkau
hingga ke berbagai penjuru dunia. Fakta ini menjadi peluang bagi para
wirausahawan muda untuk mempromosikan produk-produk kreatifnya hingga ke
berbagai belahan dunia. Riset yang dilakukan juga menguatkan hal tersebut.
Meskipun skala bisnis UMKM terbilang kecil, tetapi produkproduknya dapat
dinikmati oleh pasar regional berkat dukungan teknologi internet.
Karakteristik era informasi lainnya adalah sosiosfer atau pergeseran
lingkungan komunikasi sosial. Dulu para guru, kyai, ulama, pendeta, birokrat
dan politisi memiliki pengaruh yang besar sebagai agen sosialisasi. Namun saat
ini, peran sosialisasi tradisional mereka telah diambil alih oleh media
komputer dan smartphone. Efek ketergantungan yang tinggi dalam penggunaan media
informasi digital telah membentuk opini setiap individu. Saat ini setiap orang
memiliki akses yang tinggi untuk terlibat aktif untuk memberikan dan membagikan
opini kepada pihak lain melalui media sosial online.
Karakteristik era informasi yang terakhir adalah psikosfer.
Karakter psikosfer merupakan kemampuan seseorang untuk bertahan dalam era
“banjir” informasi. Melimpahnya informasi tentunya tidak hanya membawa
pengetahuan positif tetapi juga negatif. Kemampuan seseorang untuk mengolah
pengetahuan (knowledge) menjadi kearifan (wisdom) dalam lingkungan sosialnya
akan menentukan tingkat ketahanannya di era informasi. Dengan demikian,
tindakan share and resharing informasi telah didasari oleh nilai-nilai etis
sehingga tidak akan menciptakan eskalasi kegaduhan publik.
Revolusi industri generasi keempat tidak hanya menyediakan peluang,
tetapi juga tantangan bagi generasi milenial. Kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi sebagai pemicu revolusi industri juga diikuti dengan implikasi lain
seperti pengangguran, kompetisi manusia vs mesin, dan tuntutan kompetensi yang
semakin tinggi.
Menurut Prof Dwikorita Karnawati (2017), revolusi industri 4.0 dalam lima
tahun mendatang akan menghapus 35 persen jenis pekerjaan. Dan bahkan pada 10
tahun yang akan datang jenis pekerjaan yang akan hilang bertambah menjadi 75
persen. Hal ini disebabkan pekerjaan yang diperankan oleh manusia setahap demi
setahap digantikan dengan teknologi digitalisasi program. Dampaknya, proses
produksi menjadi lebih cepat dikerjakan dan lebih mudah didistribusikan secara
masif dengan keterlibatan manusia yang minim. Di Amerika Serikat, misalnya,
dengan berkembangnya sistem online perbankan telah memudahkan proses transaksi
layanan perbankan. Akibatnya, 48.000 teller bank harus menghadapi pemutusan
hubungan kerja karena alasan efisiensi.
Bahkan
menurut survey McKinsey, sebuah korporasi konsultan manajemen multinasional, di
Indonesia sebanyak 52,6 juta lapangan pekerjaan berpotensi digantikan dengan
sistem digital. Dengan kata lain, 52 persen angkatan kerja atau
merepresentasikan 52,6 juta orang akan kehilangan pekerjaan.
Pada
gambar berikut ini menunjukkan bahwa lapangan pekerjaan yang potensial
diotomatisasikan diantaranya usaha pengolahan (manufakturing), perdagangan
ritel, transportasi dan pergudangan, tenaga administrasi, konstruksi, layanan
makanan dan akomodasi, pertanian, perikanan, dan kehutanan, serta layanan kesehatan
dan keuangan/asuransi. Dengan demikian, revolusi industri dapat mengancam makin
tingginya pengangguran di Indonesia.
Namun demikian, bidang pekerjaan yang berkaitan dengan
keahlian Komputer, Matematika, Arsitektur dan Teknik akan semakin banyak
dibutuhkan. Bidang-bidang keahlian ini diproyeksikan sesuai dengan tuntutan
pekerjaan yang mengandalkan teknologi digital.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar